ALL ABOUT CATHOLIC: Yesus di Gilgal, Dibon, Socoth, Aruma dan Betania

Yesus di Gilgal, Dibon, Socoth, Aruma dan Betania

Yesus di Gilgal, Dibon, Socoth, Aruma dan Betania


Wilayah yang dikenal sebagai Gilgal meliputi seluruh wilayah dataran tinggi di atas Lembah Yordan yang rendah, dan yang tercakup oleh aliran-aliran Sungai Yordan yang masuk untuk sekeliling area seluas lima jam. Kota Gilgal, yang didatangi Yesus sebelum senja, terhampar dengan banyak kebun tersebar di sana sini sejauh sekitar satu jam, ke arah tempat di mana Yohanes tinggal untuk berkhotbah dan membaptis.

Yesus pertama-tama memasuki halaman suatu lokasi sakral tempat para Nabi dan Pujangga Hukum. Inilah tempat di mana Yosua menyampaikan maklumat kepada anak-anak Israel, yakni keenam kutuk dan keenam berkat yang disingkapkan kepada Eleazar dan dirinya oleh Musa sebelum wafat. Bukit sunat bangsa Israel ada dekat sana, dan bukit itu juga dikelilingi oleh sebuah tembok.

Dalam kesempatan ini aku melihat wafat Musa. Ia wafat di atas puncak Gunung Nebo yang rendah tapi curam, yang menjulang di antara Arab dan Moab. Perkemahan bangsa Israel mengapit gunung dan meluas jauh hingga ke lembah sekelilingnya. Suatu tanaman serupa ivy menyelimuti seluruh gunung. Tanaman ini pendek dan garing, tumbuh dalam berkas-berkas serupa semak juniper. Musa harus menopang dirinya dengan tanaman ini ketika mendaki ke puncak gunung. Yosua dan Eleazar ada bersamanya. Musa mendapatkan suatu penglihatan dari Allah yang tak terlihat oleh rekan-rekannya. Ia menyerahkan kepada Yosua suatu gulungan tulisan berisi enam kutuk dan enam berkat yang harus dimaklumkan Yosua kepada bangsanya apabila telah berada di Tanah Terjanji. Lalu, sesudah memeluk keduanya, Musa menyuruh mereka pergi tanpa boleh menoleh ke belakang. Ketika keduanya telah pergi, Musa jatuh berlutut dengan kedua tangan terentang, dan dengan perlahan-lahan roboh ke samping wafat. Aku melihat bumi terbuka di bawahnya dan melingkupinya seperti dalam suatu makam yang indah. Ketika Musa menampakkan diri pada saat Transfigurasi Yesus di Gunung Tabor, aku melihat Musa muncul dari tempat itu. Yosua membacakan keenam kutuk dan keenam berkat di hadapan bangsa.

Banyak teman Yesus menanti-Nya di Gilgal: Lazarus, Yusuf dari Arimatea, Obed - putera seorang janda Nazaret -, dan yang lainnya. Ada sebuah penginapan di sini, di mana mereka menyajikan perjamuan di hadapan Tuhan dan teman-teman-Nya sesudah membasuh kaki mereka.

Yesus menyampaikan pengajaran di hadapan khalayak yang berkumpul di sini, banyak dari antaranya dalam perjalanan ke baptisan Yohanes. Lokasi yang dipilih untuk tujuan ini adalah dekat pemandian dan tempat pentahiran yang dibangun tinggi di atas bagian bertingkat-tingkat yang melandai di tepian sebuah cabang Yordan. Tempat itu dinaungi dengan sebuah tenda, dan sekelilingnya adalah kebun-kebun rekreasi dengan pepohonan, semak-semak dan area yang hijau asri. Saturnin dan dua murid lain yang telah meninggalkan Yohanes untuk mengikuti Yesus, melayani pembaptisan setelah Yesus menyampaikan suatu pengajaran mengenai Roh Kudus. Yesus mengajarkan ciri-ciri Roh Kudus dan menjelaskan tanda-tanda yang membedakan orang yang telah menerima-Nya.

Baptisan Yohanes didahului oleh hanya suatu pengakuan dosa yang singkat disertai bukti-bukti tobat dan suatu janji untuk berubah. Tetapi dalam baptisan Yesus, pengakuan dosa tidak dilakukan secara umum demikian. Setiap orang secara pribadi mendakwa dirinya dan menyebutkan dosa-dosa utamanya. Yesus mendesak kesungguhan hati. Ia kerap memaklumkan dosa-dosa mereka yang, karena kesombongan atau rasa malu yang salah, menyembunyikan dosa-dosa mereka; demikianlah Ia membimbing mereka pada pertobatan.

Di sini Yesus juga menyinggung penyeberangan melintasi Yordan dan upacara sunat yang dulu diselenggarakan di sini. Dalam kenangan akan sunat inilah sekarang baptis diberikan di sini dan, melalui daya kuasanya, demikian kata Yesus, untuk seterusnya mereka hendaknya menyunat hati. Ia berbicara pula mengenai kegenapan Hukum Taurat.

Dalam peristiwa ini, mereka yang dibaptis tidak dibenamkan ke dalam air, melainkan mereka hanya memiringkan kepala di atas air; pun mereka tidak mengenakan pakaian baptis lengkap, hanya sehelai kain putih ditempatkan di atas pundak mereka. Para murid tidak menggunakan kulit kerang berlubang tiga seperti milik Yohanes, tetapi dari kolam di atas mana calon baptis memiringkan kepala, para murid dengan tangan mencedok air tiga kali. Yesus telah sebelumnya memberkati air itu dan ke dalamnya menuangkan sedikit air dari kolam pembaptisan-Nya Sendiri. Sekitar tigapuluh orang dibaptis pada waktu itu. Mereka tampak bercahaya dalam sukacita sesudah upacara, dan menyatakan bahwa mereka sungguh merasa bahwa mereka sekarang telah menerima Roh Kudus.

Kemudian di tengah sorak-sorai khalayak ramai, Yesus melanjutkan perjalanan bersama para pengikut-Nya ke Gilgal untuk merayakan Sabat di sinagoga, sebuah bangunan kuno yang sangat besar di sisi timur kota. Gedung itu memiliki empat pojok, lebih memanjang daripada melebar, segi-seginya ditata begitu rupa guna memberikan tampilan sebuah segi delapan. Bangunan terdiri dari tiga tingkat; di masing-masing tingkat terdapat sebuah sekolah. Sebuah tangga luar berbentuk spiral menempel pada dinding, menghantar ke masing-masing tingkat; sekeliling masing-masing tingkat terdapat sebuah serambi kecil dengan tiang-tiang. Jauh tinggi di pojok-pojok bundar dari bangunan terdapat relung-relung di mana orang dapat berdiri dan memandang wilayah di bawahnya hingga di kejauhan. Sinagoga berdiri sendirian dengan kebun-kebun di kedua sisinya. Di depan pintu masuk terdapat sebuah serambi dan sebuah bangku guru serupa dengan yang di Bait Allah di Yerusalem, terdapat juga sebuah halaman terbuka dengan sebuah altar di mana kurban dulu dipersembahkan. Ada juga serambi-serambi tertutup bagi perempuan dan anak-anak. Orang dapat dengan mudah melihat kemiripan dari segala tataan ini dengan yang di Bait Allah; juga Tabut Perjanjian dulu pernah disemayamkan di sini dan kurban dipersembahkan.

Sekolah di tingkat paling dasar adalah yang paling indah dalam penataannya. Di satu ujung, di tempat yang serupa dengan ruang Yang Mahakudus dari Yang Kudus di Bait Allah, berdiri sebuah pilar segi delapan, di sekelilingnya terdapat ruang-ruang tempat menyimpan gulungan-gulungan tulisan. Sebuah meja mengelilingi dasar pilar dan di bawahnya terdapat sebuah kubah. Di sinilah dulu Tabut Perjanjian berdiri. Pilar itu sungguh indah, terbuat dari marmer putih yang mengkilap.

Di sekolah yang di tingkat pertama, Yesus mengajar di hadapan para imam, orang banyak dan ahli-ahli Taurat. Di antara banyak hal, Yesus menyinggung kenyataan bahwa di sini kerajaan terjanji pertama-tama didirikan, tetapi pemujaan berhala yang begitu mengerikan dipraktekkan di periode sesudahnya hingga nyaris tak didapati tujuh jiwa yang benar di antara penduduknya. Niniwe, meski lima kali lebih besar, hanya dapat memberikan lima jiwa yang benar. Gilgal diselamatkan oleh Allah, sebab itu hendaknya sekarang mereka tidak menolak Dia yang datang untuk menggenapi Janji; hendaknyalah mereka bertobat dan melalui Baptis dilahirkan baru. Kemudian, setelah mengambil gulungan-gulungan dari tempatnya di sekeliling pilar, Yesus membacakan dan menerangkannya.

Sesudah itu Ia mengajar para pemuda di sekolah di tingkat dua dan akhirnya anak-anak lelaki di tingkat ketiga. Setelah turun, Yesus menyampaikan pengajaran lain kepada para perempuan di suatu ruang terbuka di bawah sebuah serambi, dan suatu pengajaran lain kepada para gadis. Kepada para gadis Ia berbicara mengenai kesahajaan dan kemurnian, menekan rasa ingin tahu, kesederhanaan dalam berpakaian, mengerudungi rambut, dan menudungi kepala di Bait Allah dan di sinagoga. Ia mengingatkan mereka akan kehadiran Allah dan para malaikat di tempat-tempat kudus, dan bahwa para malaikat sendiri pun menyelubungi muka mereka di hadapan Allah. Ia mengatakan bahwa di Bait Allah dan di sinagoga ada beribu-ribu malaikat yang melayang-layang sekeliling jemaat, dan Ia menjelaskan mengapa kaum perempuan perlu menudungi kepala dan rambut mereka. Anak-anak berlari akrab kepada Yesus. Ia memberkati anak-anak dan menggendong mereka. Anak-anak itu amat lekat pada-Nya. Sukacita dan sorak-sorai kegirangan atas Yesus merupakan pemandangan biasa di tempat ini. Sementara Ia meninggalkan sekolah, orang banyak berlarian dari segala penjuru untuk menemui-Nya, berseru dan berteriak-teriak: “Janji telah digenapi! Kiranya janji tetap tinggal bersama kita. Kiranya ia tiada pernah meninggalkan kita!”

Ketika Yesus telah selesai dengan pengajaran-Nya, orang-orang dengan antusias datang membawa mereka yang sakit kepada-Nya. Akan tetapi Ia menyuruh mereka pergi, mengatakan bahwa itu bukan waktu ataupun tempat yang tepat untuk itu, sebab sekarang Ia harus pergi, Ia dinantikan di tempat lain. Lazarus dan teman-temannya dari Yerusalem pulang ke rumah mereka dan Yesus berpamitan kepada Santa Perawan, mengatakan bahwa Ia akan menjumpainya lagi sebelum Ia undur diri ke padang gurun.

Kaum Sanhedrin di Yerusalem kembali mengadakan suatu perundingan panjang mengenai Yesus. Di mana-mana mereka mempunyai mata-mata yang disuap untuk menyampaikan informasi kepada mereka mengenai perkataan dan perbuatan Yesus. Kaum Sanhedrin terdiri atas tujuhpuluh sembilan imam dan ahli Taurat; dari jumlah itu setiap kelompok duapuluh orang dibagi lagi menjadi kelompok lima orang, dengan demikian terbentuk begitu banyak panitia-panitia kecil untuk berdiskusi dan bertukar pendapat. Mereka memeriksa daftar silsilah, dan sama sekali tak dapat menyangkal bahwa Yosef dan Maria berasal dari keturunan Daud, dan ibunda Maria berasal dari keturunan Harun. Tetapi sebagaiman mereka katakan, keluarga-keluarga ini telah menjadi tidak jelas, dan Yesus bergaul dengan orang-orang kelas bawah. Ia juga mencemarkan diri dengan para pemungut cukai dan kaum kafir, serta berusaha menarik simpati kaum budak. Mereka telah mendengar, demikian kata mereka, bagaimana baru-baru ini Ia berbicara akrab dengan orang-orang Sikhem yang dalam perjalanan pulang dari kerja mereka di wilayah Betlehem, dan mereka pikir pastilah Ia mempunyai rancangan untuk membangkitkan suatu pemberontakan dengan bantuan pengikut-pengikut yang demikian. Sebagian mengajukan pendapat bahwa Ia hampir pasti adalah seorang anak tidak sah, sebab pernah Ia memaklumkan DiriNya sebagai putera raja. Yang lain menyatakan bahwa Ia pastilah dengan suatu cara menerima pelantikan rahasia dari iblis, sebab sering Ia undur diri dan melewatkan malam seorang diri di padang belantara atau di pegunungan-pegunungan. Mereka tahu apa yang mereka katakan, sebab mereka telah menyelidiki semua ini. Di antara duapuluh orang yang berunding ini ada beberapa orang yang mengenal Yesus dan keluarga-Nya dengan sangat baik, yang jelas berpihak kepada-Nya, yang sungguh adalah sahabat-sahabat rahasia-Nya. Namun demikian, mereka tidak menentang apa yang dikatakan melawan Yesus. Mereka berdiam diri agar dapat melayani-Nya dan para murid-Nya dengan lebih baik dan menyampaikan informasi apapun yang mereka ketahui. Mayoritas komite anggota panitia pada akhirnya menyimpulkan bahwa Yesus berhubungan dengan iblis dari siapa Ia menerima pengajaran, dan inilah pendapat yang mereka maklumkan secara publik dan yang disebarluaskan ke segenap Yerusalem.

Para pengikut Yohanes menyampaikan kepada guru mereka mengenai baptisan yang baru-baru ini diadakan di Gilgal, yang berarti suatu pelanggaran atas hak-haknya. Akan tetapi, dalam kerendahan hati yang terdalam sekali lagi Yohanes mengulang apa yang telah sering ia katakan kepada mereka sebelumnya, yakni bahwa ia akan segera menyerahkan tempatnya kepada Tuhan-nya, yang bagi-Nya ia hanyalah seorang bentara dan pendahulu. Para murid tak dapat dengan tepat memahami perkataannya.

Dengan sekitar duapuluh pengikut, Yesus meninggalkan Gilgal dan bergerak ke Yordan yang Ia seberangi dengan sebuah rakit. Sekeliling rakit terdapat tempat-tempat duduk, dan di tengah-tengah terdapat dua ruang berlekuk di mana mereka biasa menambatkan unta-unta agar hewan-hewan itu tidak tergelincir di antara balok-balok rakit dan tercebur ke dalam air. Tiga unta dapat ditempatkan di sana; tetapi saat itu tak ada unta di atas rakit, penumpangnya hanya Tuhan dan para murid. Hari telah malam, dan suluh-suluh bernyala ditempatkan di ruang yang berlekuk. Yesus menceritakan perumpamaan tentang penabur yang, keesokan harinya, diterangkan-Nya. Perjalanan melintasi sungai memakan waktu sekurang-kurangnya limabelas menit, sebab di tempat itu aliran air sangat deras. Mereka harus mendayung naik beberapa jauhnya, dan lalu hanyut turun ke lokasi di mana mereka bermaksud mendarat, yang tidak berseberangan langsung dari tempat mereka berangkat. Yordan merupakan sebuah sungai yang aneh; tak dapat diseberangi sama sekali di banyak tempat, dan tak ada jalan setapak di tepian-tepiannya yang curam. Banyak tikungan tajam dan seingkali tampaknya mengalir lurus melewati suatu tempat yang sesungguhnya dikitarinya. Dasar sungainya di banyak tempat berbatu-batu dan sebab itu jalannya tertahan. Airnya mengelilingi banyak pulau sementara mengalir; terkadang airnya keruh, terkadang jernih, seturut dasar alami sungai; di sana sini terbentuk air-air terjun. Air Sungai Yordan tenang dan hangat.

Mereka mendarat dekat pemukiman kaum pemungut cukai. Suatu jalan besar dari wilayah Kedar melintas dekatnya dan di sana juga terhampar sebuah lembah yang elok. Para pemungut cukai, yang telah menerima baptisan Yohanes, menyambut Yesus; tetapi beberapa dari pengikut-Nya, yang terperanjat melihat keakraban Guru mereka dengan orang-orang yang dipandang rendah ini, berdiri jauh dengan malu-maulu. Yesus dan para murid melewatkan malam di sini, menerima keramah-tamahan para pemungut cukai yang sangat menghormati mereka. Rumah-rumah mereka berdiri di sisi jalan yang melintasi lembah dan tak jauh dari Yordan; agak jauh terdapat penginapan bagi para pedagang dan unta-unta mereka. Ada banyak yang tinggal di sana saat itu, sebab keesokan harinya adalah Hari Raya Pondok Daun; sebab meski sebagian besar dari mereka adalah kaum kafir, tetapi mereka wajib menghormatinya sebagai hari libur.

Para pemungut cukai bertanya kepada Yesus bagaimana seharusnya mereka mengembalikan barang-barang yang mereka peroleh secara tidak adil. Yesus mengatakan bahwa mereka hendaknya membawanya ke Bait Allah, yang meski demikian hanya Ia maksudkan secara rohani, sebab dalam kenyataan yang Ia maksudkan dengan itu adalah komunitas-Nya Sendiri, Gereja. Di sana, kata-Nya, hendaknya dibeli dengan uang itu, sebidang tanah dekat Yerusalem untuk menopang janda-janda miskin, dan Ia menjelaskan kepada mereka mengenai sebidang tanah, dengan menjelaskannya melalui perumpamaan tentang penabur.

Keesokan harinya Yesus berjalan bersama mereka di tepian sungai dan di wilayah sekitarnya, mengajar lagi mengenai penabur dan panenan di masa mendatang. Ia mengambil teks-Nya dari Hari Raya Pondok Daun, yang waktu itu dimulai, dan yang merayakan panenan pula pengumpulan buah-buahan dari ladang. Dari dusun pemungut cukai, Yesus berjalan lebih jauh melintasi lembah. Pada tiap sisi lereng gunung, berjarak mungkin setengah jam, terdapat barisan-barisan rumah di mana Hari Raya Pondok Daun dirayakan. Rumah-rumah ini terhampar hingga Dibon. Di samping rumah-rumah itu didirikan stan-stan terbuat dari cabang-cabang hijau pepohonan dan dihiasi perdu, rangkaian bunga dan tandan-tandan anggur. Di satu sisi jalan terdapat pondok-pondok daun dan kemah-kemah kecil untuk para perempuan; di sisi jalan yang lain terdapat gubuk-gubuk di mana hewan-hewan disembelih. Semua makanan dibawa menyeberangi jalan. Anak-anak, dengan berhias karanan-karangan bunga, pergi secara berkelompok dari satu pondok daun ke pondok daun yang lain, sambil menyanyi dan memainkan alat musik. Alat-alat musik ini terdiri dari kerincing-kerincing dengan cincin-cincin yang mereka gemerincingkan, kerincing-kerincing yang direntangkan dengan tali-tali, dan suatu alat musik tiup dengan pipa-pipa spiral.

Yesus berhenti di sana sini untuk mengajar. Makanan dan minuman disajikan kepada-Nya dan para murid; buah-buah anggur dalam batang-batang, dua tandan dalam setiap batang. Di ujung yang jauh dari barisan rumah-rumah ini berdiri penginapan yang dimasuki Yesus. Tak jauh dari penginapan, antara penginapan dan Dibon, terdapat suatu area terbuka yang luas di tengah jalan. Di sini, dikelilingi oleh pepohonan, berdiri sinagoga Dibon yang besar dan megah.

Keesokan harinya Yesus mengajar di sinagoga, mengangkat lagi perumpamaan tentang penabur, menjelaskan pembaptisan dan dekatnya Kerajaan Allah. Ia berbicara juga mengenai Hari Raya Pondok Daun dan perayaannya di sini; memanfaatkan kesempatan ini untuk mencela mereka sebab mencampurkan adat-adat kafir ke dalam ibadat mereka, sebab sebagian suku Moab masih tinggal di tempat ini dan orang-orang Yahudi menjalin hubungan akrab dengan mereka. Ketika meninggalkan sinagoga, di lapangan terbuka Yesus mendapati sejumlah besar mereka yang sakit yang diusung ke sana dalam tandu-tandu. Mereka berteriak-teriak begitu melihatnya: “Tuhan, Engkau yang diutus Allah! Engkau dapat menolong kami! Tolonglah kami, Tuhan!” Yesus menyembuhkan banyak dari antara mereka. Sore itu sebuah perjamuan dipersiapkan di penginapan bagi Yesus dan para pengikut-Nya. Ada banyak pedagang kafir sekeliling Yesus ketika Ia berbicara mengenai panggilan kepada orang kafir, mengenai bintang yang muncul di Negeri Tiga Raja, dan mengenai kunjungan mereka kepada Kanak-kanak. Yesus meninggalkan tempat itu pada malam hari seorang diri dan pergi berdoa di bukit. Ia telah berpesan kepada para murid untuk menemui-Nya esok pagi di jalan di sisi lain Dibon. Dibon berjarak enam jam jauhnya dari Gilgal. Wilayah itu mempunyai banyak sumber-sumber air dan padang-padang hijau, kebun-kebun dan petal-petak, sebab terhampar di lembah dan naik di kedua sisi gunung.

Selanjutnya Yesus pergi ke Socoth di mana Ia tiba menjelang sore. Khalayak ramai yang tak terhitung banyaknya mengerumuni Yesus, di antaranya banyak mereka yang sakit. Yesus mengajar di sinagoga, dan mempersilakan Saturnin dan empat murid lain melayani pembaptisan. Baptisan dilakukan di sebuah mataair dalam sebuah grotto berbatu yang menghadap ke arah barat, ke Sungai Yordan yang, meski begitu, tak dapat dilihat dari grotto sebab terhalang sebuah bukit. Tetapi mataair itu mendapatkan airnya dari Yordan. Cahaya matahari masuk ke dalam grotto lewat celah di langit-langit. Di depan grotto terdapat sebuah taman rekreasi yang luas dan tertata indah dengan pepohonan kecil, perdu-perdu aromatik dan lapangan rumput yang terpelihara rapi. Dalam taman ada sebuah tugu peringatan kuno untuk mengenangkan penampakan Melkisedek kepada Abraham.

Yesus mengajar di sini mengenai baptisan Yohanes, yang Ia sebut sebagai baptisan tobat, dan yang akan segera berakhir. Sebagai gantinya akan diberikan Baptisan Roh Kudus dan pengampunan dosa. Ia menerima dari mereka semacam pengakuan dosa umum, dan kemudian sebagian dari mereka secara terpisah mengakukan hasrat nafsu utama dan dosa-dosa mereka. Banyak yang gemetar mendengar Yesus mendakwa mereka atas dosa-dosa yang mereka anggap rahasia. Sesudah pengakuan, Yesus menumpangkan tangan atas mereka seolah menyampaikan absolusi. Mereka tidak ditenggelamkan ketika menerima baptisan. Sebuah bejana air yang besar ditempatkan di atas tugu peringatan Abraham, dan di atas bejana para calon baptis membungkuk dengan dada telanjang. Pembaptis menuangkan air yang mereka cedok dengan tangan sebanyak tiga kali ke atas kepala merka yang dibaptis, yang jumlahnya sangat banyak di tempat ini.

Abraham pernah tinggal di Socoth bersama inangnya - Maraha -, dan mempunyai ladang-ladang di tiga tempat yang berbeda. Bahkan di sini ia telah mulai berbagi dengan Lot. Di sinilah Melkisedek pertama kali menampakkan diri kepada Abraham dengan cara yang sama seperti para malaikat. Melkisedek memerintahkan Abraham nenyediakan tiga kurban merpati, burung berparuh panjang dan binatang-bnatang lain, dan berjanji untuk datang kembali dan mempersembahkan kurban roti dan anggur. Ia mengatakan kepada Abraham apa yang akan terjadi atas Sodom dan atas Lot, dan menunjukkan kepadanya beberapa rahmat yang harus dimohonkannya dalam doa. Melkisedek pada waktu itu tak lagi memiliki kediaman duniawi di Salem. Yakub juga tinggal di Socoth.

Dari Socoth, Yesus melanjutkan ke Khorazim Besar di mana terdapat sebuah penginapan dekat kota, yang telah ditetapkan-Nya sebagai tempat pertemuan dengan BundaNya dan para perempuan kudus. Dalam perjalanan ke sana, Ia melewati Gersas. Di sini Ia merayakan Sabat, kemudian pergi ke sebuah penginapan di padang gurun beberapa jam jauhnya dari Laut Galilea. Pemilik penginapan tinggal dekat sana. Penginapan itu masih berhiaskan dekorasi Hari Raya Pondok Daun, sebab para perempuan kudus telah menyewanya beberapa hari sebelumnya dan menata segala sesuatu. Perbekalan yang diperlukan telah dibawa dari Gerasa atas biaya mereka. Isteri Petrus ada di antara para perempuan, juga Susana dari Yerusalem, dan semua yang lain terkecuali Veronica. Yesus bercakap-cakap empat mata dengan BundaNya. Ia mengatakan kepada BundaNya bahwa sekarang Ia dalam perjalanan menuju Betania, di mana Ia akan undur diri ke padang gurun. Maria amat berduka dan cemas. Ia memohon dengan sangat agar Ia tidak pergi ke Yerusalem beberapa saat lamanya, sebab ia telah mendengar Mahkamah Agama akan mengadakan sidang sehubungan dengan perkara-Nya.

Selanjutnya Yesus menyampaikan pengajaran. Tempat yang dipilih untuk tujuan ini adalah sebuah bukit di mana terdapat sebuah kursi batu yang dulunya dipergunakan untuk keperluan yang sama. Ada barisan-barisan orang dari wilayah sekitar dan kurang lebih tigapuluh perempuan yang hadir. Para perempuan ini berdiri terpisah dari para lelaki. Sesudah pengajaran, Yesus mengatakan kepada para pengikut-Nya bahwa Ia sekarang harus meninggalkan mereka beberapa waktu lamanya dan bahwa mereka, pula para perempuan, hendaknya membubarkan diri hingga kedatangan-Nya kembali. Yesus berbicara mengenai baptisan Yohanes yang akan segera berakhir, dan mengenai siksa aniaya pahit yang menanti-Nya dan para pengikut-Nya.

Yesus meninggalkan penginapan bersama sekitar duapuluh murid dan pengikut dan berjalan sekitar duabelas jam ke arah barat daya menuju kota Aruma dekat sebuah penginapan yang senatiasa tersedia bagi-Nya dari para sahabat-Nya. Marta, yang baginya perjalanan ke Gerasa ini merupakan perjalanan pertamanya bersama para perempuan kudus, telah menyediakan penginapan ini bagi Yesus; dan sahabat-sahabat-Nya di Yerualem menanggung biayanya. Pengurus penginapan dan para pelayan tinggal dekat sana. Para perempuan kudus telah menginformasikan kepada Yesus perihal penginapan ini sebelum Ia berangkat. Kota ini sekitar sembilan jam dari Yerusalem dan antara enam hingga tujuh jam dari Yerikho.

Beberapa orang Esseni tinggal dekat penginapan. Mereka mengunjungi Yesus, berbicara dan makan bersama-Nya. Yesus pergi ke sinagoga dan mengajar mengenai baptisan Yohanes, yang adalah baptisan tobat, suatu pemurnian pendahuluan, suatu tindakan persiapan sebagaimana ditentukan dalam Hukum Taurat. Baptisan ini berbeda dari Baptisan-Nya yang diwartakan Yohanes. Aku tidak melihat mereka yang dibaptis oleh Yohanes dibaptis kembali, hingga sesudah wafat Yesus dan turunnya Roh Kudus ketika, sebagian besar, upacaranya dilakukan di Kolam Betsaida. Orang-orang Farisi di tempat ini menanyai Yesus dengan tanda-tanda apakah mereka akan mengenali Messias, dan Ia mengatakannya kepada mereka. Ia menyampaikan pengajaran mengenai perkawinan campur dengan kaum kafir dan kaum Samaria.

Yudas Iskariot, yang kelak menjadi Rasul, mendengarkan Yesus berkhotbah di sini. Ia datang seorang diri dan tidak bersama para murid yang lain. Sesudah mendengarkan pengajaran-Nya selama dua hari, dan menyampaikan komentar atasnya kepada kaum Farisi yang tidak senang hati, ia pergi ke suatu desa dekat sana yang mempunyai nama kurang baik. Di sana ia menyampaikan apa yang telah didengarnya, berbicara dengan nada penting kepada seorang saleh di tempat itu. Orang saleh ini lalu mengundang Yesus untuk mengunjunginya. Yudas melakukan semacam perdagangan. Ia sangat sibuk dengan tulis-menulis dan siap sedia memberikan berbagai macam pelayanan umum.

Yudas telah pergi ketika Yesus dan para murid tiba di tempat itu, yang baru belakangan ini dibangun dan yang karena penduduknya yang beragam, tak memiliki reputasi yang baik. Herodes memiliki sebuah kastil dekat sana. Sesuatu yang berhubungan dengan suku Benyamin pastilah terjadi di tempat ini, sebab ada sebatang pohon dekat sana yang dikelilingi tembok, dan tak seorang pun berani mendekatinya. Abraham dan Yakub pernah mempersembahkan kurban di sini dan ke sinilah Esau undur diri ketika bertengkar dengan Yakub mengenai Berkat. Ishak pada waktu itu tinggal dekat Sikhar.

Laki-laki yang mengundang Yesus datang ke wilayah ini bernama Yairus; ia termasuk golongan kaum Esseni yang menikah. Ia mempunyai seorang isteri dan beberapa anak, di antara anak-anaknya adalah Amon dan Kaleb. Ia juga mempunyai seorang puteri yang di kemudian hari disembuhkan Yesus dari suatu penyakit; tetapi Yairus ini bukanlah Yairus yang kisahnya dicatat dalam Injil. Ia adalah keturunan Chariot si Esseni, yang mendirikan biara-biara dekat Betlehem dan Mizpa, dan ia tahu banyak peristiwa dari masa muda dan keluarga Yesus. Yarius dan puterinya pergi menyongsong Yesus, yang mereka sambut dengan penuh hormat. Yairus, karena amal kasihnya, menjadi pemimpin di tempat yang dipandang sebelah mata ini. Ia membantu mereka yang miskin dan, pada hari-hari tertentu, memberikan pengajaran kepada anak-anak dan mereka yang tidak berpendidikan, sebab mereka tak memiliki sekolah ataupun imam. Ia juga merawat mereka yang sakit. Sebagaimana biasa, Yesus mengajar mengenai baptisan Yohanes, mengajukannya sebagai suatu baptis tobat yang merupakan persiapan, juga mengenai menjelang datangnya Kerajaan Allah. Bersama Yairus, Yesus mengunjungi mereka yang sakit dan menghibur mereka, tetapi Ia tidak menyembuhkan seorang pun. Yesus berjanji akan datang kembali dalam empat bulan dan menyembuhkan mereka. Dalam pengajaran-Nya, Ia menyinggung peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di sini, yakni pengungsian Esau dalam murka terhadap saudaranya dan konsekuensi yang terjadi akibat murkanya itu. Inilah yang membuat tempat ini mempunyai reputasi buruk. Yesus mengajarkan belas kasih Bapa Surgawi, yang akan menggenapi semua janji-Nya bagi mereka yang percaya pada Dia yang diutus-Nya, yang bertobat dan dibaptis, dan Ia menerangkan bagaimana tobat menghapuskan konsekwensi dosa. Menjelang sore, dengan ditemani sepanjang separuh perjalanan oleh Yairus dan putera-puteranya, Yesus melanjutkan perjalanan bersama para murid ke Betania.

Mereka berhenti di sebuah penginapan di daerah itu, dan di sana Yesus menyampaikan suatu pengajaran panjang kepada para murid di mana Ia menyebutkan pencobaan-pencobaan yang menanti-Nya dan segenap pengikut-Nya. Ia mengatakan bahwa sebaiknya mereka sekarang meninggalkan-Nya, dan mempertimbangkan baik-baik apakah mereka akan dapat bertahan bersama-Nya dalam penderitaan-penderitaan-Nya di masa mendatang.

Lazarus datang menemui Yesus. Para murid pulang ke rumah, Aram dan Themeni saja yang menyertai-Nya ke Betania di mana banyak sahabat dari Yerusalem menanti-Nya; di antara mereka adalah para perempuan kudus dan Veronica. Aram dan Themeni adalah kemenakan Yusuf dari Arimatea dari pihak ibu. Keduanya adalah murid Yohanes, tetapi mengikuti Yesus ketika dalam perjalanan-Nya ke Gilgal Ia melewati tempat baptisan Yohanes. Yesus menyampaikan pengajaran di rumah Lazarus mengenai baptisan Yohanes, mengenai Messias, mengenai Hukum dan kegenapannya, dan mengenai beragam sekte di kalangan bangsa Yahudi. Para sahabat-Nya membawa bersama mereka dari Yerusalem gulungan-gulungan tulisan dari mana Yesus menjelaskan kepada mereka perkataan-perkataan para Nabi sehubungan dengan Messias. Tetapi hanya sedikit saja yang ambil bagian dalam pengajaran ini, hanya Lazarus dan beberapa sahabat karib.

Yesus menerangkan kepada mereka mengenai tempat kediaman-Nya yang akan datang. Mereka menasehati Yesus untuk tidak tinggal di Yerusalem, dan menceritakan kepada-Nya segala yang dikatakan orang tentang-Nya di sana. Mereka mengusulkan kepada-Nya Salem sebagai tempat yang cocok bagi kediaman-Nya, sebab hanya sedikit kaum Farisi di sana. Yesus berbicara mengenai berbagai tempat dan mengenai Melkisedek, yang perlambangan imamatnya akan segera digenapi. Melkisedek telah mempersiapkan semua jalan, membangun semua tempat yang sesuai rencana Allah kelak akan didatangani Putra Manusia dalam pewartaan-Nya. Yesus mengakhiri pembicaraan dengan mengatakan bahwa Ia akan dapat ditemui terutama di sekitar Danau Genesaret. Pertemuan ini diadakan di suatu apartemen terpisah yang terbuka ke sebuah taman yang berdampingan dengan pemandian.

Yesus berbincang-bincang dengan para perempuan dalam sebuah ruang yang menghadap ke jalan yang menghantar ke Yerusalem, dan yang dulunya ditinggali Magdalena. Dalam ketaatan pada perintah Yesus, Lazarus membawa saudarinya - Maria si Pendiam - dan meninggalkannya sendirian bersama Tuhan, sementara para perempuan yang lain undur diri ke ruang sebelah.

Maria si Pendiam bersikap agak berbeda terhadap Yesus dibandingkan saat percakapan mereka yang terakhir, sebab ia menjatuhkan diri di hadapan-Nya dan mencium kaki-Nya. Yesus tak berusaha mencegahnya, dan memegang tangannya untuk membangkitkannya. Dengan kedua matanya terarah ke surga, Maria, seperti dulu, menyampaikan hal-hal yang paling luhur dan mengagumkan, meski dalam cara yang paling sederhana dan wajar. Maria berbicara mengenai Allah, PutraNya dan Kerajaan-Nya, seperti seorang gadis tani berbicara mengenai bapa tuan tanah dan ahli warisnya. Kata-katanya merupakan nubuat, dan hal-hal yang dikatakannya ia lihat terjadi di di hadapannya. Maria menceritakan pelanggaran-pelanggaran berat dan manajemen buruk para hamba pengurus rumah tangga yang jahat. Bapa mengutus PutraNya untuk membenahi segala sesuatu dan melunaskan semua hutang, tetapi mereka menerima-Nya dengan buruk. Putra akan harus mati dalam penderitaan hebat, menebus Kerajaan-Nya dengan Darah-Nya Sendiri dan menghapuskan kejahatan para hamba, agar mereka dapat lagi menjadi anak-anak BapaNya. Maria mengisahkan perumpamaan dalam bahasa yang paling indah, dan namun demikian dalam suatu cara yang amat wajar seolah ia tengah menceritakan suatu peristiwa yang berlangsung di hadapannya. Terkadang ia gembira, terkadang ia sedih, menyebut diri sebagai hamba yang tak berguna dan berdukacita atas karya keselamatan yang menyengsarakan Putra dari Tuan dan Bapa yang penuh belas kasihan. Bunda berduka sebab para hamba tak memahami perumpamaan dengan baik, meski begitu sederhana dan begitu nyata. Maria berbicara mengenai kebangkitan. Putra, katanya, akan pergi kepada hamba-hamba yang ada di penjara bawah tanah juga. Putra akan menghibur mereka dan membebaskan mereka, sebab Ia telah membayar Penebusan mereka. Ia akan kembali bersama mereka kepada BapaNya. Tetapi dalam adven-Nya yang kedua, ketika Ia datang lagi untuk menghakimi, semua yang telah menyalahgunakan penebusan yang dibayarkan-Nya dan yang tak hendak berbalik dari perilaku mereka yang jahat, akan dicampakkan ke dalam api.

Maria lalu berbicara mengenai kematian dan kebangkitan Lazarus: “Ia pergi dari dunia ini,” demikian katanya, “dan melihat hal-hal yang dari kehidupan yang lain. Para sahabat menangisinya seolah ia tiada pernah kembali. Akan tetapi Putra memanggilnya kembali ke dunia, dan ia bekerja di kebun anggur.” Maria berbicara juga mengenai Magdalena: “Sang gadis berada di padang gurun mengerikan di mana anak-anak Israel dulu berada. Ia mengembara di tempat-tempat terkutuk di mana semuanya gelap, di mana kaki manusia tiada pernah menjejak. Tetapi ia akan keluar, dan di padang gurun yang lain menyilih masa lalunya.”

Maria Pendiam berbicara mengenai dirinya sebagai seorang tawanan, sebab tubuhnya tampak baginya sebagai sebuah penjara, dan ia rindu pulang ke rumah. Ia begitu tertekan dari segala sisi; tak seorang pun di sekelilinga mengertinya dan mereka, tampak baginya, semuanya buta. Tetapi, demikian katanya, ia bersedia menanti; ia akan menanggung penawannnya dengan pasrah, sebab ia tiada layak akan suatupun yang lebih baik. Yesus berbicara kepadanya dengan penuh kasih, menghiburnya dan mengatakan: “Sesudah Paskah, ketika Aku datang kembali ke sini, engkau sungguh akan pulang ke rumah.” Kemudian, sementara ia berlutut di hadapan-Nya, Ia mengangkat tangan atasnya dan memberkatinya. Tampak bagiku, pada saat yang sama, Ia menuangkan ke atasnya sesuatu dari sebuah botol, tetapi aku tak dapat mengatakan apakah itu minyak atau air.

Maria si Pendiam adalah seorang yang sangat kudus, namun tak seorang pun tahu atau memahaminya. Seluruh hidupnya merupakan suatu penglihatan tak terinterupsi akan karya Penebusan, yang dibicarakannya seperti seorang kanak-kanak yang tak berdosa. Tak seorang pun menduga kehidupan batinnya, dan ia dianggap tolol. Ketika Yesus mengatakan kepadanya saat kematiannya, yakni bahwa ia akan dibebaskan dari tawanan, dan akhirnya pulang ke rumah, Ia mengurapinya untuk kematian. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa pengurapan lebih penting bagi tubuh dari yang pada umumnya dipikirkan sebagian orang. Yesus berbelaskasihan kepada Maria Pendiam yang, karena reputasinya sebagai orang tolol, tak akan menerima pengurapan. Kekudusannya terembunyi. Yesus membiarkannya pergi, dan ia kembali ke kediamannya.

Sesudah itu, lagi Yesus mengajar mengenai baptisan Yohanes dan baptisan Roh Kudus. Aku tak ingat akan adanya perbedaan besar antara baptisan Yohanes dan baptisan yang diberikan oleh para murid Yesus. Tetapi, baptisan oleh murid-murid Yesus agak lebih seperti yang di kemudian hari, yakni penghapusan dosa. Aku tak ingat pernah melihat mereka yang telah dibaptis oleh Yohanes dibaptis kembali sebelum turunnya Roh Kudus.

Para sahabat dari Yerusalem kembali ke kota sebelum Sabat. Aram dan Themeni pergi bersama Yusuf dari Arimatea. Yesus mengatakan kepada mereka bahwa Ia akan undur diri beberapa waktu lamanya guna mempersiapkan misi sulit yang ada di hadapan-Nya, tetapi Ia tidak mengatakan kepada mereka bahwa Ia akan berpuasa.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © ALL ABOUT CATHOLIC Urang-kurai