ALL ABOUT CATHOLIC: Yesus Pergi ke Yordan

Yesus Pergi ke Yordan

Bab 2
Yesus Pergi ke Yordan dan Menginstruksikan Pembaptisan


Sebelum fajar menyingsing, Yesus menyeberangi Yordan di tempat sempit yang sama yang Ia seberangi empatpuluh hari sebelumnya. Beberapa balok tergeletak di sana untuk memudahkan penyeberangan. Ini bukanlah tempat penyeberangan yang lazim, ujung dari jalan umum, melainkan dekat sana. Yesus menyusuri sepanjang tepian timur sungai hingga ke suatu tempat yang tepat berseberangan dengan tempat baptisan Yohanes. Yohanes pada saat itu sedang sibuk mengajar dan membaptis. Dengan menunjuk lurus ke seberang sungai, Yohanes berseru: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:36). Yesus kemudian beranjak dari tepi sungai dan kembali ke Betabara.

Andreas dan Saturnin, yang pada waktu itu berdiri dekat Yohanes, bergegas menyeberangi sungai melewati jalan yang sama yang dilewati Yesus. Mereka diikuti oleh salah seorang sepupu Yusuf dari Arimatea, dan dua orang murid Yohanes lainnya. Mereka mengejar Yesus, yang, berbalik dan datang menemui mereka, menanyakan apa yang mereka kehendaki. Andreas yang bersukacita telah menemukan-Nya sekali lagi, bertanya di manakah Ia tinggal. Yesus menjawab dengan mengajak mereka mengikuti-Nya, dan Ia menghantar mereka ke sebuah penginapan dekat air dan di luar Betabara. Di sanalah mereka masuk dan duduk. Yesus melewatkan sepanjang hari bersama kelima murid di Betabara dan bersantap bersama mereka. Ia berbicara mengenai misi pengajaran-Nya yang akan segera dimulai dan mengenai maksud-Nya untuk memilih murid-murid. Andreas menyebutkan kepada-Nya banyak dari antara kenalannya sendiri yang ia rekomendasikan sebagai cocok untuk karya itu, di antaranya Petrus, Filipus dan Natanael. Kemudian Yesus berbicara mengenai pembaptisan di sini di Yordan, dan menugaskan sebagian dari mereka untuk melakukannya. Mereka berkeberatan dengan mengatakan tak ada tempat yang sesuai untuk itu di sekitar wilayah sana. Satu-satunya tempat yang sesuai adalah tempat di mana Yohanes membaptis, dan mereka tak hendak mengganggunya. Tetapi Yesus berbicara mengenai panggilan dan misi Yohanes, mengatakan bahwa pekerjaan Yohanes sudah mendekati kesudahannya, dan menegaskan semua yang telah dikatakan Yohanes mengenai dirinya sendiri dan mengenai Mesias.

Yesus menyinggung juga persiapan-Nya sendiri di padang gurun demi pengajaran yang ada di hadapan-Nya, dan demi persiapan yang diperlukan sebelum melakukan suatu pekerjaan yang penting. Yesus ramah dan berbicara dari hati ke hati kepada para murid, namun mereka rendah diri dan agak malu-malu.

Keesokan paginya Yesus pergi bersama para murid dari Betabara ke sekelompok rumah yang berdiri dekat galangan kapal. Di sini Ia mengajar di hadapan sekelompok kecil pendengar. Selanjutnya Ia menyeberangi sungai dan mengajar di sebuah dusun kecil yang terdiri dari sekitar duapuluh rumah, berjarak mungkin satu jam dari Yerikho. Rombongan-rombongan calon baptis dan murid-murid Yohanes terus datang dan pergi untuk mendengarakan pengajaran-Nya dan melaporkannya kepada Pembaptis. Waktu itu menjelang tengah hari ketika Yesus mengajar di sini.

Sesudah Sabat, Yesus menugaskan beberapa murid untuk menyeberangi Yordan dan pergi ke bagian atas sungai hingga jarak sekitar satu jam dari Betabara dan di sana mempersiapkan sebuah kolam untuk Baptisan. Lokasi yang dipilih Yesus adalah tempat di mana Yohanes, ketika turun dari Ainon, telah membaptis sebelum ia menyeberang ke tepian barat sungai di seberang Betabara.

Orang-orang di tempat ini ingin menjamu Yesus, tetapi Ia tak hendak tinggal. Ia menyeberangi Yordan dan kembali ke Betabara di mana Ia merayakan Sabat dan mengajar di sinagoga. Ia makan bersama pemimpin sekolah dan tidur di rumahnya.

Kolam baptis yang digunakan Yohanes tepat sebelum ia pindah ke dekat Yerikho segera dipersiapkan kembali oleh para murid. Kolam ini tidak sebesar kolam Yerikho; mempunyai pinggiran yang ditinggikan dan sebidang jazirah yang menjorok di mana murid yang membaptis dapat berdiri. Sebuah kanal kecil mengelilinginya, dan dari sini air dapat disalurkan ke dalam kolam.

Sekarang terdapat tiga kolam baptis: kolam yang di atas Betabara, kolam Yesus di pulau yang baru dibangun di Yordan, dan kolam yang dipergunakan Yohanes.

Pada waktu datang, Yesus menungkan ke dalam kolam baptisan air dari mataair di pulau di mana Ia Sendiri telah dibaptis, dan memberkatinya. Andreas membawa air itu bersamanya dalam sebuah botol. Para calon baptis menjadi begitu tersentuh dan tergerak hatinya. Andreas dan Saturnin melayani Baptisan, tetapi tidak dengan menenggelamkan seluruhnya. Para calon baptis berdiri di air dekat tepi kolam, tangan wali baptis di atas pundak mereka, sementara dia yang membaptis mencedok air dengan tangan kosong, menuangkannya tiga kali atas mereka, membaptis dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Yohanes membaptis secara agak berbeda. Ia mempergunakan sebuah kerang berlubang tiga untuk mencedok air. Banyak orang dibaptis pada waktu itu, kebanyakan dari mereka berasal dari Peraea.

Yesus, berdiri di atas sebuah bukit hijau kecil dekat sana, mengajar orang banyak mengenai tobat, baptis dan Roh Kudus. Ia mengatakan: “Pada waktu Aku dibaptis, BapaKu mengutus Roh Kudus dan mengucapkan kata-kata, `Inilah PutraKu terkasih, kepada-Nya Aku berkenan.' Kata-kata ini ditujukan kepada semua orang yang mengasihi Bapa Surgawi-nya dan yang menyesali dosa-dosanya. Ke atas semua orang yang dibaptis dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Ia mengutus RK-Nya. Mereka lalu menjadi anak-anak-Nya yang berkenan kepada-Nya, sebab Ia adalah Bapa dari semua yang menerima Baptisan-Nya dan dengan itu dilahirkan kembali.”

Aku selalu terheran-heran bahwa kisah Injil mengenai fakta-fakta dalam kehidupan Yesus begitu singkat; sebagai misal, Injil mencatat perjumpaan Yesus dengan Petrus terjadi segera sesudah Andreas mengikuti Yesus setelah kesaksian Yohanes, sementara pada kenyataannya, Petrus pada waktu itu tak berada di bagian wilayah sana, melainkan di Galilea. Tetapi yang terlebih mengagumkan adalah membaca kisah Perjamuan Malam Terakhir dan Sengsara yang langsung mengikuti kisah Yesus masuk dengan jaya ke dalam kota Yerusalem, yang kita rayakan pada Hari Minggu Palma, sebab aku selalu melihat begitu banyak hari, dan mendengar Yesus menyampaikan begitu banyak pengajaran di antara kedua peristiwa tersebut. Jadi aku pikir Yesus tinggal di sini empatbelas hari lamanya sebelum pergi ke Galilea.

Andreas belum secara resmi diterima sebagai seorang murid; sungguh, Yesus bahkan belum memanggilnya. Andreas datang menurut kehendaknya sendiri, mempersembahkan dirinya, sebab ia senang berada dekat Yesus. Ia lebih antusias mengabdi, lebih siap sedia menawarkan pelayanan, daripada Petrus. Petrus senantiasa siap menarik diri dengan pemikiran: “Oh, aku terlalu lemah untuk itu! Itu di luar kemampuanku,” dan ia pun sibuk dengan urusannya sendiri. Saturnin dan dua kemenakan Yusuf dari Arimatea, Aram dan Themeni, seperti Andreas, mengikuti Yesus atas kemauan mereka sendiri.

Tempat baptisan Yohanes semakin hari semakin berkurang pengunjungnya, dan lebih banyak lagi muridnya yang akan pergi kepada Yesus, andai mereka tidak dicegah oleh yang lain, murid-murid yang degil, yang mempermasalahkan bahwa begitu banyak murid meninggalkan Yohanes. Kepada Yohanes mereka mengeluh, mengatakan bahwa Yesus tak punya hak untuk membaptis di wilayah-wilayah itu, bahwa Ia melanggar hak-hak istimewa Yohanes, dan sebagainya. Yohanes mengalami kesulitan dalam meyakinkan mereka. Ia mengatakan kepada murid-muridnya itu bahwa mereka harus ingat akan perkataannya dan bagaimana ia telah senantiasa menubuatkan apa yang sekarang terjadi. Ia mengulang bahwa tugasnya hanyalah mempersiapkan jalan, yang sekarang telah usai, ia akan undur diri sepenuhnya dari pekerjaannya, dan bahwa ini akan terjadi segera, sebab jalan sudah hampir siap. Tetapi para murid amat lekat padanya dan mereka tidak mau mengerti perkataannya. Tempat baptisan Yesus telah begitu penuh sesak hingga Ia mengatakan kepada para murid agar esok hari mereka bergerak lebih turun ke sungai.

Bersama sekitar duapuluh orang yang menyertai, di antaranya Andreas, Saturnin, Aram dan Themeni, Yesus meninggalkan Bethabara dan menyeberangi Yordan di tempat penyeberangan yang biasanya di mana perjalanannya mudah. Dengan meninggalkan Gilgal di sebelah kanan, Ia pergi ke suatu tempat yang amat padat penduduknya yang disebut Ofra, yang terletak di sebuah lembah gunung yang sempit. Di sana berkumpul para pedagang dari wilayah-wilayah di luar Sodom dan Gomora. Dengan unta-unta mereka dimuati barang-barang dagangan, mereka melintasi sisi timur Yordan, di mana mereka dibaptis oleh Yohanes. Di tempat ini ada suatu jalan kecil yang menghantar orang dari Yudea ke Yordan. Ofra dalam banyak hal cukup terabaikan. Letaknya antara tiga hingga empat jam dari tempat baptisan Yohanes, tidak terlalu jauh dari Yerikho, dan dari Yerusalem sekitar tujuh jam. Ofra terlindung dari paparan sinar matahari, karenanya, meski dibangun baik, hawa terasa dingin. Penduduknya terdiri dari kaum pedagang, pemungut cukai, dan penyelundup. Mereka tidak sungguh jahat, tapi mereka acuh, dan seperti sering terjadi di antara para pedagang dan para pengurus penginapan, mereka mengeruk banyak keuntungan. Tampak seolah mereka memeras siapa saja yang melintasi kota mereka. Sampai sekarang mereka memberikan sedikit saja perhatian pada baptisan Yohanes; mereka tidak merindukan keselamatan. Di sini segalanya berlaku seperti di tempat-tempat di mana dikatakan: Bisnis berkembang pesat di sana.

Ketika tiba di Ofra, Yesus mengutus kedua kemenakan Yusuf dari Arimatea mendahului, guna mendapatkan kunci sinagoga dan menyerukan kepada orang banyak untuk datang ke pengajaran. Yesus selalu mempercayakan pesan-pesan yang demikian kepada pemuda-pemuda ini sebab mereka sangat cerdas dan menyenangkan. Di gerbang masuk kota, orang-orang yang gila dan kerasukan berlari mengelilingi Yesus sambil berseru: “Ini dia sang Nabi, Putra Allah, Yesus Kristus , musuh kita! Ia akan menghalau kita keluar!” Yesus memerintahkan mereka untuk diam dan menghentikan tingkah gila mereka. Semuanya menjadi tenang dan mengikuti-Nya masuk ke dalam sinagoga; ke mana Ia harus pergi nyaris dari satu ujung ke ujung yang lain. Di sana Ia mengajar hingga sore; hanya sekali saja Ia meninggalkan tempat untuk makan. Tema pengajaran-Nya, seperti biasa, adalah dekatnya Kerajaan Allah dan perlunya Baptis. Dalam kata-kata yang membangkitkan semangat Ia memperingatkan penduduk untuk bangun dari keacuhan dan dari rasa aman palsu, jika tidak maka penghakiman akan turun atas mereka. Ia berbicara dalam kata-kata yang keras menentang cara mereka mengeruk keuntungan, penyelundupan dan dosa-dosa demikian yang lazim di kalangan pemungut cukai dan pedagang. Para pedagang tidak menentang-Nya, meski mereka tidak condong hati ke sana. Mereka adalah tawanan kekayaan mereka. Meski begitu, sebagian dari mereka sungguh tersentuh dan sungguh berubah oleh pengajaran-Nya. Sore itu sebagian dari orang yang paling terpandang di kota itu, juga sebagian dari kelas yang paling bawah, mendatangi Yesus di penginapan. Mereka berketetapan hati untuk menerima baptisan, dan keesokan harinya mereka pergi kepada Yohanes.

Keesokan paginya Yesus dan para murid meninggalkan Ofra dan kembali ke Betabara. Di tengah jalan mereka berpisah, Andreas dan sejumlah besar murid diutus mendahului melewati rute yang sama melalui mana mereka datang; sementara Yesus bersama Saturnin dan kedua kemenakan Yusuf dari Arimatea pergi menuju tempat baptisan Yohanes. Ia mengambil jalan yang sama seperti pada waktu Yohanes menyampaikan kesaksian publik pertama mengenai-Nya sesudah pembaptisan-Nya. Di tengah jalan Ia memasuki beberapa rumah, mengajar para penghuninya, dan mendorong mereka untuk menrima Baptisan. Mereka tiba di Betabara siang hari, di mana Yesus kembali menyampaikan pengajaran di tempat baptisan. Andreas dan Saturnin membaptis orang banyak bergantian satu sesudah yang lain. Pengajaran Yesus pada umumnya sama, yakni bahwa kepada segenap mereka yang bertobat dan dibaptis, Bapa SurgawiNya mengatakan: “Inilah putraku terkasih,” dan bahwa, dalam kebenaran, maka semuanya menjadi anak-anak Allah.     

Sebagian besar dari mereka yang sekarang menerima Baptisan berada di bawah yurisdiksi Tetrarch (= penguasa) Filipus, yang adalah seorang yang baik. Rakyatnya cukup bahagia, dan karenanya sedikit saja berpikir untuk menerima baptisan.

Dari Betabara, Yesus bersama tiga murid naik melintasi lembah ke Dibon, di mana Ia baru-baru ini berada untuk merayakan Hari Raya Pondok Daun. Ia mengajar di beberapa rumah, juga di sinagoga, yang agak jauh dari kota, di jalan yang melintasi lembah. Yesus tidak masuk ke Dibon itu sendiri. Ia bermalam di sebuah penginapan miskin, terpencil, yang sungguh lebih dari sekedar tempat bernaung di mana para buruh ladang dari wilayah sekitar mendapatkan makanan dan tempat bermalam. Sekarang adalah masa benih di sisi lembah yang terkena matahari; panenan akan segera siap dituai pada waktu Paskah. Mereka harus menggali tanah di sini, sebab tanahnya terdiri dari tanah, pasir dan bebatuan. Mereka tidak dapat menggunakan peralatan yang biasa digunakan untuk mengerjakan tanah. Sebagian dari panenan sekarang dikumpulkan untuk pertama kali. Penduduk lembah ini, yang sekitar tiga jam panjangnya, adalah orang-orang baik, dengan kebiasaan-kebiasaan sederhana, dan memiliki kecondongan yang baik terhadap Yesus.

Di sinagoga, seperti juga di antara para buruh ladang, Yesus mengisahkan dan menjelaskan perumpamaan tentang penabur. Yesus tidak selalu menjelaskan perumpamaan-perumpamaan-Nya. Ia sering menceritakan perumpamaan-perumpamaan kepada kaum Farisi tanpa suatu penjelasan pun. Andreas dan Saturnin bersama beberapa murid lain selanjutnya pergi ke Ofra guna meneguhkan tekad-tekad baik mereka yang dibangkitkan Yesus oleh pengajaran-Nya.

Ketika Yesus meninggalkan penginapan dekat Dibon, Ia memulai perjalanan ke arah selatan menuju Eleale sekitar empat jam jauhnya, mengambil jalan yang dua jam lebih jauh ke tenggara Yordan dari jalan dengan mana Ia datang ke sana dari Betabara. Ia tiba bersama sekitar tujuh murid dan menginap di rumah salah seorang Tua-tua sinagoga. Ketika Sabat dimulai, Yesus mengajar di sinagoga dengan mengambil tema perumpamaan tentang sebuah pohon rindang dengan bunga-bunga terserak sekelilingnya dan tak menghasilkan buah. Dengan perumpamaan ini Yesus bertujuan menegur penduduk yang sebagian besar tidak menjadi lebih baik sesudah menerima baptisan Yohanes. Mereka membiarkan bunga-bunga tobat terserak oleh setiap terpaan angin tanpa menghasilkan buah. Sepeti itulah gambaran mereka yang ada di sini. Yesus memilih perumpamaan ini sebab orang-orang di sini mata pencaharian utamanya adalah menanam buah-buahan. Mereka harus mengangkutnya jauh untuk dijual, sebab tak ada jalan besar melintas dekat kota mereka yang terpencil. Mereka juga sebagian besar sibuk dengan kerajinan sulam kasar dan pembuatan kain penutup.

Sampai saat ini Yesus tak menjumpai pertentangan. Penduduk Dibon dan wilayah sekitarnya mengasihi Yesus, dan mengatakan bahwa belum pernah mereka mendengar seorang guru yang demikian. Orang-orang yang lanjut usia selalu mempersamakan-Nya dengan para Nabi yang ajarannya telah mereka dengar dari leluhur mereka.

Sesudah Sabat, Yesus pergi sekitar tiga jam jauhnya ke arah barat ke Bet-Yesimot di sisi timur sebuah gunung, sisi yang terkena matahari, sekitar satu jam dari Yordan. Andreas dan Saturnin bersama beberapa murid Yohanes lainnya bertemu dengan-Nya di tengah jalan. Yesus berbicara kepada mereka mengenai Anak-anak Israel yang dulu berkemah di sini, dan mengenai Yosua dan Musa yang mengajar mereka, menerapkannya pada masa sekarang dan pada ajaran-Nya sendiri. Bet-Yesimot bukan suatu tempat yang besar, tetapi amat produktif, khususnya anggur.

Begitu Yesus tiba, beberapa orang yang kerasukan setan, yang dibelenggu bersama dalam sebuah rumah, sedang digiring ke udara terbuka. Seketika mereka mulai mengamuk dan berteriak-teriak: “Ini Dia, sang Nabi! Ia akan menghalau kita keluar!” Yesus berbalik, menyuruh mereka diam, memerintahkan agar belenggu-belenggu terlepas, dan bahwa mereka harus mengikuti-Nya masuk ke dalam sinagoga. Rantai mereka terlepas secara ajaib dan makhluk-makhluk malang itu menjadi lebih tenang. Mereka menjatuhkan diri di hadapan Yesus, mengucap syukur kepada-Nya dan mengikuti-Nya masuk ke dalam sinagoga. Di sana Ia mengajaa dalam perumpamaan-perumpamaan mengenai budidaya anggur dan kesuburannya; selanjutnya Ia mengunjungi dan menyembuhkan banyak mereka yang sakit di rumah mereka. Bet-Yesimot tidak terletak di jalan besar. Mereka harus mengangkut buah-buahan mereka untuk memasarkannya.

Di sini Yesus menyembuhkan untuk pertama kalinya sejak Ia kembali dari padang gurun. Karena penyembuhan-penyembuhan yang diadakan-Nya atas mereka, orang-orang itu seketika berdoa memohon-Nya untuk tinggal. Tetapi Ia pergi. Bersama Andreas, Saturnin, kedua kemenakan Yusuf dari Arimatea, dan yang lain-lain, seluruhnya sekitar duabelas orang, Ia pergi searah garis miring menuju utara hingga tiba di perahu umum yang menuju ke jalan raya Dibon, yang diseberangi-Nya dari Gilgal ke Dibon pada Hari Raya Pondok Daun. Cukup lama menyeberangi sungai dari tempat ini, sebab seberang langsung dari tepi sungai yang curam itu tidak memungkinkan perahu mendarat. Dari sini Yesus dan rombongan kecil-Nya berkelana sekitar satu jam di kaki sebuah gunung ke arah Samaria, hingga mereka tiba di suatu tempat kecil dengan hanya sebaris rumah-rumah dan yang tak memiliki sekolah.

Tempat itu seluruhnya dihuni oleh para gembala dan orang-orang yang baik hati, yang model pakaiannya hampir sama seperti para gembala yang aku lihat di Palungan. Yesus mengajar di udara terbuka di atas sebuah podium kecil di mana berdiri sebuah kursi guru terbuat dari batu. Orang-orang di sini telah menerima baptisan Yohanes.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © ALL ABOUT CATHOLIC Urang-kurai