Berdoa bersama Yesus, sang Penyembuh
Berdoa bersama Yesus, sang Penyembuh



Setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia.
Maka
datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia
dan berkata: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”
Lalu
Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: “Aku mau,
jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada
kustanya.
Lalu
Yesus berkata kepadanya: “Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal
ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam
dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti
bagi mereka.” (Matius 8:1- 4)

Tuhan Yesus,
aku datang dengan keberanian si kusta
seraya mengulangi doanya,
“Jika Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.”
Dikucilkan dari keluarga, sanak-saudara dan teman,
ia melangkah pasti menerobos khalayak ramai
sujud menyembah di hadapan-Mu,
gemetar dan merasa hina oleh karena keadaannya.
Walau demikian, Engkau menyambutnya, ya Tuhan.
Aku memanjatkan doanya yang bersahaja;
dan teringat pula aku akan doa yang Engkau panjatkan
dalam kesendirian-Mu di Getsemani.
“Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin,
biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku.”
Tolonglah aku mendapatkan damai dan kekuatan
dalam kehendak-Mu yang kudus, ya Tuhan.
Amin.

Setibanya di rumah Petrus, Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam.
Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Ia pun bangunlah dan melayani Dia.
Menjelang
malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan
dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan
orang-orang yang menderita sakit.
Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:
“Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.” (Matius 8:14-17)

Tuhan,
seperti ibu mertua Petrus
aku tak lagi dapat melakukan
hal-hal yang ingin aku lakukan.
Penyakit merenggut begitu banyak dariku.
Berilah aku kekuatan untuk melanjutkan hidup dan bekerja kembali;
mempergunakan bakat dan talenta bagi sesama
memperkaya kehidupan di sekelilingku.
Engkau tahu kelemahan-kelemahanku
pula penderitaan-penderitaan yang aku tanggung.
Jika sesuai dengan kehendak-Mu,
jadikanlah aku sehat kembali.
Sudi kuatkanlah akal budi dan hatiku;
genggam erat tanganku
dan bangkitkan aku.
Amin.

Waktu
Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa,
orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?”
Jawab
Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena
pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus
mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan
datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. Selama
Aku di dalam dunia, Aku-lah terang dunia.”
Setelah
Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya
itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan
berkata kepadanya: “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.”
Siloam artinya: “Yang diutus.”
Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek. (Yohanes 9:1-7)

Ya Tuhan,
aku ada dalam tangan-Mu.
Engkau mengenal aku sejak dari kandungan ibuku.
Ya Pencipta yang Bijaksana,
legakanlah sakitku;
sembuhkanlah tubuh dan jiwaku.
Ya Yesus yang baik,
Engkau berkeliling melakukan kebajikan
dan menyembuhkan banyak orang.
Suatu ketika tangan-Mu membangkitkan orang mati sehingga hidup kembali.
Sudi pulihkanlah kesehatanku.
Suatu ketika tangan-Mu memelekkan orang buta.
Renggutlah aku dari kekelaman kegentaranku.
Suatu ketika tangan-Mu membuat orang lumpuh berjalan.
Biarkanlah aku berjalan kembali bersama sanak saudara dan sahabat.
Suatu ketika tangan-Mu dipaku pada salib.
Kuatkanlah aku dalam sakit dan penderitaan.
Ya Roh Kudus,
Pemberi Hidup,
Penolong dan Sahabat,
Sumber segala karunia,
berilah aku damai dan penghiburan.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar