Apakah Roh Kudus Berkarya Dalam Diri Mereka yang Tak Dibaptis?
Apakah Roh Kudus Berkarya Dalam Diri Mereka yang Tak Dibaptis?


Saya pikir saya mengerti, kurang lebih, bagaimana Roh Kudus berkarya dalam hidup kita. Tapi dalam suatu persekutuan doa baru-baru ini, muncul pertanyaan yang membuat saya bertanya-tanya. Seseorang menanyakan apakah Roh Kudus berkarya atau tidak dalam diri mereka yang tidak dibaptis jika mereka mohon Roh Kudus untuk tinggal dalam diri mereka atau memberi mereka kekuatan dalam situasi sulit. Pertanyaan ini muncul ketika kami sedang mendiskusikan bagaimana rahmat Tuhan dapat menyentuh hidup mereka yang belum pernah mendengar tentang Yesus. Mohon pencerahan.
Saya senang engkau mengajukan pertanyaan di atas. Ini mengingatkan kita bahwa harta melimpah refleksi teologis yang dihimpun Gereja kita selama berabad-abad bukanlah sekedar ikhtisar yang tidak relevan. Refleksi ini telah berkembang secara sistematis, guna membantu kita memahami lebih dan lebih baik lagi bagaimana Allah bekerja, agar kita dapat bekerjasama dengan-Nya lebih dan lebih efektif lagi.
Pertama-tama, perlu diingat bahwa Tuhan tidak terbatas bekerja hanya melalui sakramen-sakramen saja. Oleh karenanya, Ia dapat menjadikan orang-orang kudus tanpa sakramen-sakramen jika Ia berkehendak demikian; Ia dapat mencurahkan rahmat-Nya ke dalam jiwa-jiwa bilamana dan kapanpun Ia menghendakinya. Akan tetapi, pada saat yang sama, Ia Sendiri menetapkan sakramen-sakramen sebagai suatu cara yang normal dan biasa untuk mengkomunikasikan rahmat-Nya. Sebab itu, meremehkan atau menganggap sakramen sekedar suatu pilihan, merupakan kepongahan dari pihak kita. Tuhan menetapkan sakramen-sakramen sebab dalam kebijaksanaan-Nya Ia tahu bahwa kodrat manusiawi selalu mengalami dan mengekspresikan realita-realita spiritual melalui realita-realita material. Dan demikianlah, sesuatu yang nyata, real, berubah dalam jiwa kita pada saat pembaptisan: Tuhan datang untuk tinggal dalam kita, mengangkat kita sebagai anak dan sesungguhnya mengubah (mengangkat) jiwa kita ke tingkat yang dalam dan ontologis. Dengan kata lain, bukannya tanpa arti apakah seseorang dibaptis atau tidak.
“Tipe-tipe” Baptisan
Gereja telah sejak dahulu menjelaskan bahwa rahmat pembaptisan ini dapat dicurahkan dalam tiga cara: melalui keabsahan pelayanan Sakramen Baptis, melalui baptisan dengan darah, dan baptisan karena kerinduan.


Sebagaimana dapat kita lihat, kita sama sekali tak dapat memahami segala cara mengagumkan dengan mana Tuhan berkarya dalam jiwa-jiwa kita orang berdosa. Karya-karya Tuhan begitu kaya-raya!
“Tipe-tipe” Rahmat
Sehubungan dengan pertanyaan spesifik di atas, mengenai seorang yang tak dibaptis memohon pertolongan Roh Kudus, baiklah kita mengingat kembali beberapa tipe rahmat.



Perbedaan-perbedaan ini mungkin tampak rumit. Tetapi, janganlah kehilangan pandangan seutuhnya karena hanya memperhatikan hal-hal yang kecil. Merenungkan begitu banyak cara dengan mana Allah menjangkau kita dan terlibat dalam hidup kita, mengingatkan kita akan yang terpenting: bahwa Ia adalah Bapa, yang dengan penuh kasih peduli pada detail-detail terkecil dunia kita yang kecil dan terbatas.
Damai Kristus, P John Bartunek, LC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar