Rosario Ekaristis
Rosario Ekaristis

“Berdoa rosario tidak lain adalah berkontemplasi bersama Bunda Maria, memandang wajah Kristus” (Rosarium Virginis Mariae, 1). “Kontemplasi tentang Kristus dengan cara Bunda Maria ... (adalah) berhenti dan tertegun di hadapan `wajah Ekaristis' Kristus dan menunjukkan dengan kekuatan baru pada Gereja, pemusatan (hidup) pada Ekaristi” (Ecclesia de Eucharistia, 7). “Tingkatkanlah doa Rosariomu, secara pribadi dan dalam komunitas, untuk memperoleh dari Tuhan rahmat yang dibutuhkan oleh Gereja dan umat manusia. Saya mengundang siapa saja untuk melakukan ini: anak-anak, orang dewasa, tua dan muda, keluarga-keluarga, paroki-paroki dan komunitas-komunitas religius. Di antara banyak intensi, saya tak akan lupa memohon perdamaian. Perang dan ketidakadilan berasal dari hati `yang terpecah'. `Siapapun yang memahami misteri Kristus - dan ini jelas menjadi tujuan doa Rosario - mengenal rahasia perdamaian dan membuat itu sebagai proyek hidupnya' (Rosarium Virginis Mariae, 40). Jika doa Rosario berjalan seiring dengan langkah cepat hidup kita, hal ini dapat menjadi alat yang istimewa untuk mewujudkan perdamaian dalam hati orang, dalam keluarga-keluarga dan bangsa-bangsa. Bersama Bunda Maria, kita dapat memperoleh segala sesuatu dari Putranya, Yesus. Dengan didukung Bunda Maria, kita tak akan ragu untuk rela mengabdikan diri kita ambil bagian dalam mewartakan Kabar Gembira ke seluruh penjuru dunia” (Pesan untuk Minggu Misi Dunia ke 77)
Marilah mendengarkan Bunda Kudus Maria, yang menampakkan misteri Ekaristi, lebih dari siapapun, sebagai misteri cahaya. Dengan memandang Bunda Maria, kita bisa mengenal kekuatan yang membuat perubahan, yang ada pada Ekaristi. Pada Bunda Maria kita melihat dunia diperbaharui dalam kasih (Ecclesia de Eucharistia, 62).
Ada suatu analogi yang mendalam antara FIAT yang diucapkan Bunda Maria sebagai jawaban kepada malaikat, dan AMIN yang setiap orang beriman ucapkan waktu menerima Tubuh Tuhan. Maria diminta untuk percaya bahwa Dia yang ia kandung “dari Roh Kudus” adalah “Anak Allah” (Luk 1:30-35). Mengikuti iman Sang Perawan, dalam misteri Ekaristi kita diminta untuk percaya bahwa Yesus Kristus yang sama, Anak Allah dan Anak Maria menjadi hadir dalam kemanusiaan dan keilahian yang penuh dalam rupa roti dan anggur (ibid, 55).
“Terberkatilah dia yang percaya” (Luk 1 :45). Maria juga mengantisipasi misteri inkarnasi (= penjelmaan), yaitu iman Gereja pada Ekaristi. Waktu menerima kabar sukacita, ketika ia mengandung dalam rahimnya Sabda yang menjadi daging, ia menjadi “tabernakel” dalam cara tertentu - “tabernakel” yang pertama dalam sejarah - mengandung Anak Allah, yang masih tak dapat dilihat oleh pandangan manusia, Ia juga membiarkan diri disembah oleh Elisabet, memancarkan cahaya-Nya seolah-olah melalui mata dan suara Maria. Dan bukankah pandangan Maria-lah yang mempesona Elisabet ketika mengkontemplasi (= memandang) wajah Bayi Kristus dan memeluk-Nya di pangkuan dan hal itu selaras dengan teladan cinta yang seharusnya memberi inspirasi kita setiap saat jika kita menerima komuni Ekaristi? (55)
Hanya Yohanes yang tinggal tetap di bawah kaki salib, di sebelah Maria bersama para perempuan setia yang lainnya. Penderitaan di Getsemani adalah pengantar pada sengsara di Salib pada Jumat Agung. Jam Suci adalah jam penebusan dunia.
Kapan saja Ekaristi dirayakan di makam Yesus di Yerusalem, ada semacam saat kembali yang nyaris nyata ke “jam”-Nya, jam salib dan pemuliaan-Nya. Setiap imam yang merayakan Misa Kudus, bersama dengan umat Kristiani yang ikut ambil bagian, dibawa kembali pada semangat pada tempat itu dan jam itu (4).
“Dalam tanda-tanda sederhana berupa roti dan anggur, yang diubah menjadi tubuh dan darah-Nya, Kristus berjalan beserta kita sebagai kekuatan kita dan makanan kita dalam perjalanan hidup, dan memampukan kita untuk menjadi saksi harapan bagi semua orang. Jika, dalam kehadiran misteri ini, akal budi mengalami keterbatasannya, maka hati setelah diterangi rahmat Roh Kudus, dapat melihat dengan jelas, tanggapan yang dibutuhkan, dan kemudian menunduk rendah dalam penyembahan dan cinta yang tak terbatas”(62).
“Di atas segalanya, marilah kita mendengarkan Maria yang Tersuci, tempat misteri Ekaristi menampakkan diri, lebih pada diri siapapun juga, sebagai misteri terang. Kagum akan Maria, kita menjadi sadar bahwa daya pembaharuan terdapat dalam Ekaristi. Di dalam dia kita melihat dunia diperbaharui oleh kasih” (62) [Semua tulisan di atas adalah karya Bapa Suci kita, Paus Yohanes Paulus II, Ecclesia de Eucharistia]

1. Kabar Sukacita (Luk 1:38): Fiat Maria, “Ya”, kepada Malaikat Gabriel memberi kita Ekaristi. Dari tubuh Yesus, yang dibentuk di dalam dan melalui BundaNya, jadilah daging yang Ia berikan kepada kita dalam Sakramen Mahakudus. Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita juga mengatakan “Ya” untuk kehidupan.
2. Kunjungan Yesus dan Maria (Luk 1:78): Maria pergi untuk membantu saudara sepupunya, Elisabet, yang mengandung seorang anak. Ketika masih dalam rahim Elisabet, Yohanes Pemandi mengenali Yesus yang tersembunyi dalam rahim Maria, tabernakel TUHAN yang pertama. Kita sekarang mengenali Yesus yang tersembunyi dalam Ekaristi. Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita memohon kemurahan kasih, yaitu mengasihi Allah dan sesama.
3. Kelahiran Yesus di Betlehem (Luk 2:1-20): Ekaristi kudus adalah kelanjutan inkarnasi (= penjelmaan) Kristus di bumi. Ketika kita datang pada Sakramen Mahakudus kita datang ke Betlehem, suatu nama yang berarti `rumah roti'. Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita mempersatukan diri dalam penyembahan sempurna kepada Yesus bersama Maria dan St Yosef.
4. Yesus dipersembahkan di Bait Allah (Luk 2:34-35): Mengikuti hukum Musa, Maria dan Yosef mempersembahkan Yesus di Bait Allah. Kita mohon kepada mereka supaya berdoa bagi kita sekarang sehingga semua pikiran, perkataan dan perbuatan kita menjadi murni dan menyenangkan Yesus dalam Ekaristi Kudus. Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita memohon kemurnian dan kesucian.
5. Yesus ditemukan dalam Bait Allah (Luk 2:46): Maria dan Yosef menemukan Yesus setelah Ia hilang selama tiga hari. Betapa gembiranya mereka menemukan Dia! Maria dan Yosef sekarang menjalani kekekalan mereka dengan membantu umat manusia menemukan Yesus dalam Sakramen Mahakudus! Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita memohon rahmat keselamatan.

1. Yesus dibaptis (Yoh 1:29-33): Yohanes Pemandi melihat Yesus dan berseru, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Dia-lah yang akan membaptis dengan Roh Kudus.” Ketika kita pergi kepada Anak Domba, Yesus dalam Ekaristi Kudus, kita mohon rahmat untuk menghayati Pembaptisan kita yang memanggil kita menjadi anak-anak yang setia dari Bapa. Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita memohon agar hati kita terbuka untuk menerima karunia-karunia Roh Kudus.
2. Perjamuan nikah di Kana (Yoh 2:5): Yesus membuat mukjizat pertama-Nya, mengubah air menjadi anggur, karena permintaan BundaNya. Maria berkata: “Lakukan apa yang la perintahkan kepadamu.” Marilah kita dengarkan kata-kata Bunda kita, pergi kepada-Nya dalam Sakramen Mahakudus, dan dengarkan, Ia akan menyegarkan dan memperbaharui engkau. Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita memohon rahmat supaya mampu menanggapi Yesus.
3. Pewartaan Kerajaan Allah (Mat 10:7-8): Yesus yang berada dalam Hosti Kudus adalah Kabar Gembira, Pangeran Perdamaian! Siang dan malam, Ia rindu untuk memberi kita damai. Siapapun dari kita dipanggil menjadi murid Yesus dan diberi tugas untuk mewartakan Injil cinta kasih dan damai dengan hidup kita. Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita memohon Perdamaian Dunia.
4. Transfigurasi (Mat 17:5-17): Ketika Petrus, Yakobus dan Yohanes melihat Wajah Kristus yang bercahaya, mereka menjadi takut. Mereka mendengar Bapa bersabda: “Inilah PutraKu yang terkasih, kepada-Nya Aku berkenan. Dengarkanlah Dia.” Yesus berkata, “Jangan takut!” Dalam Ekaristi Kudus, Yesus menunggu untuk memberi kita cinta kasih, cahaya dan hidup. Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita memohon kehadiran-Nya yang menyembuhkan dan cinta yang mengubah, bagi diri kita sendiri, keluarga-keluarga kita dan kekasih-kekasih kita.
5. Penetapan Sakramen Ekaristi (Mat 26: 26-28): Dalam Perjamuan Malam Terakhir dengan rasul-rasuI-Nya, Yesus berkata, "Inilah TubuhKu ... Inilah DarahKu ... yang akan dicurahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa." "la mengasihi mereka sampai pada kesudahannya" (Yoh 13:1). la memberi kita Ekaristi Kudus untuk memberi makan, memelihara dan menyelamatkan kita, sehingga kita tak akan lagi sendirian . Yesus terus mengasihi kita dan rindu untuk melimpahi kita dengan berkat-Nya. Seperti St Yohanes, kita boleh menerima dan memakai waktu bersama dengan Yesus seseringkali sehingga kita dapat beristirahat pada Hati-Nya. Marilah kita berdoa dan bekerja supaya Adorasi Abadi Ekaristi akan mulai dibuka di setiap paroki. Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita bersyukur atas anugerah Ekaristi yang Mahakudus.

1. Penderitaan di Taman Getsemani (Mat 26:36-40): Penderitaan yang Yesus alami adalah IA memahami bahwa dalam Ekaristi, Ia akan ditolak banyak orang dan diterima sedikit orang saja. Ia minta dengan sungguh-sungguh pada rasul-rasul-Nya, “Tak dapatkah kamu berjaga bersama Aku satu jam saja?” Sekarang Yesus meminta hal itu kepada kita. Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita memohon semoga Yesus dalam Ekaristi semakin disembah.
2. Penderaan pada pilar tonggak (Yoh 19:1): Ekaristi mengalir dari Sengsara Tuhan. Melalui adorasi kita, kita memberi silih atas keacuh-tak-acuhan dan rasa tak tahu terima kasih kita yang Yesus alami dalam Sakramen Mahakudus. Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita memohon agar dapat mengasihi musuh-musuh kita.
3. Pemahkotaan duri (Yoh 19:2): Kepala Yesus yang kudus ditembusi dengan duri-duri. Yesus dltolak, diolok-olok dan dihina. Marilah kita menghibur Yesus dalam Ekaristi Kudus lantaran mereka yang tidak percaya, tak mau menyembah, tidak berharap dan tidak mengasihi Dia. Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita memohon kerendahan hati dan menyembah Yesus dalam Hosti Kudus.
4. Memanggul Salib (Yoh 19:17): Yesus, meskipun lelah, lemah dan menderita, memanggul salib-Nya yang berat ke Kalvari demi kasih-Nya bagi kita. Dengan salib-Nya yang suci Ia menebus kita dan menjadi satu dengan kita dalam Ekaristi Kudus. Berkat sengsara-Nya, kita sekarang mempunyai Ekaristi. Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita memohon kesabaran dalam memenuhi kewajiban kita sehari-hari.
5. Penyaliban dan Wafat di kayu Salib (Luk 23:33-34): Tak ada lagi yang dapat Yesus berikan kepada kita selain dari penyerahan sempurna DiriNya Sendiri dalam Ekaristi Kudus. Ia menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya di salib, untuk cinta kasih bagi kita, sehingga Ia dapat memberi Tubuh dan Darah-Nya bagi kita dalam Ekaristi Kudus! Sekarang Ia dapat menjadi satu dengan kita selamanya dalam kemuliaan kekal! Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita memohon: Tuhan, tariklah semua orang pada Hati Ekaristi-Mu.

1. Kebangkitan (Mat 28:9): Yesus hidup hari ini dalam Sakramen Mahakudus, Alleluia! Ekaristi adalah Tuhan kita yang telah bangkit! Kekuatan kebangkitan-Nya melimpah kepada semua yang datang pada kehadiran Ekaristi-Nya, yang mengubah kita menjadi gambaran-Nya. Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita memohon: Yesus, tingkatkanlah iman kami akan Kehadiran-Mu yang nyata dalam Ekaristi.
2. Kenaikan ke surga (Luk 24:51-52): Maria adalah penyembah, (= adorator) sempurna Tubuh, Darah, Jiwa dan Keilahian Tuhan kita. Setelah kenaikan tubuh-Nya ke surga, Maria tinggal dalam sisa hidupnya pada adorasi Yesus dalam Ekaristi Kudus. Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita memohon: Yesus Ekaristi berilah harapan, belaskasih dan pendamaian kembali bagi seluruh dunia.
3. Turunnya Roh Kudus atas para rasul dan Bunda kita (Kis 2:1-4): Para rasul berkumpul berdoa bersama Maria ketika Roh Kudus turun atas mereka dalam rupa lidah api menyala-nyala. Api yang sama dari Kasih Ilahi yang mengobarkan Yesus dalam Ekaristi, di mana cinta Allah dicurahkan pada hati kita masing-masing. Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita bersyukur atas cinta-Nya. Datanglah ya Roh Kudus dan perbaharuilah seluruh muka bumi!
4. Maria diangkat ke surga (1 Kor 2:9): Maria diangkat ke surga dan hati-Nya menjadi satu dengan Hati Yesus selamanya. Dua Hati ini berdetak menjadi satu. Di mana Yesus berada, di situ Maria, Bunda Maria, dipanggil dengan sebutan Bunda Sakramen Mahakudus. Dengan setiap Salam Maria yang kita doakan, kita memohon untuk kesatuan dengan Hati Ekaristi yang kudus dari Yesus.
5. Pemahkotaan (Why 12:1): Maria diangkat sampai puncak kemuliaan dan dimahkotai sebagai Ratu Surga dan Bumi oleh Tritunggal Mahakudus karena kerendahan hatinya. Kita membuat pengudusan diri bagi Yesus melalui Maria, Totus Tuus (= bagimu seluruhnya). Kita serahkan hati kita pada-Mu dalam Ekaristi Kudus Tuhan, di mana Engkau memberi Hati-Mu pada kami. Dengan setiap Salam Maria yang kita doalan, kita memohon untuk kejayaan Hati Maria yang Tak Bernoda dan berkuasanya Hati Ekaristi Yesus yang Mahakudus.








Hati Yesus yang Mahakudus, yang sungguh hadir dalam Ekaristi Kudus, aku menguduskan tubuh dan jiwaku seluruhnya menjadi satu dengan hati-Mu, yang dikurbankan setiap kali di altar bagi dunia dan untuk memuji Bapa, memohonkan datangnya Kerajaan-Nya. Terimalah persembahan diriku yang rendah ini. Pakailah aku sekehendak hatimu untuk kemuliaan Bapa dan penyelamatan jiwa-jiwa.
Ratu Rosari yang Tersuci, dan Bunda yang lembut bagi semua orang, aku menguduskan diriku pada Hati-mu yang Tak Bernoda, dan menyerahkan kepadamu keluargaku, negeriku, dan seluruh umat manusia. Terimalah pengudusanku, Bunda terkasih, dan pakailah aku sekehendak hatimu, untuk memenuhi seluruh rancanganmu atas dunia. Hati Maria yang Tak Bernoda, Ratu Surga dan Bumi, kuasailah aku, dan ajarilah aku bagaimana membiarkan Hati Yesus memimpin dan menguasai diriku dan sekitarku, seperti DIA telah memimpin dan menguasai hatimu. Amin.
Hati Kudus Yesus, Hati Maria yang Tak Bernoda, lindungilah kami!
Bapa Surgawi, melalui Roh Kudus, kami mempersembahkan kepada-Mu segalanya untuk Hati Ekaristi Yesus yang Kudus, segalanya melalui Hati Maria yang Tak Bernoda, segalanya dalam persatuan dengan St Yosef!
Salam, ya Ratu, Bunda yang berbelas kasih, hidup, hiburan dan harapan kami. Kepadamu kami berseru, kami anak-anak yang malang yang dikeluarkan dari Eden. Kami semua memanjatkan permohonan, kami amat susah, mengeluh, mengesah dalam lembah duka ini. Arahkanlah pandangan mata belas kasihmu kepada kami, ya pembela kami yang murah hati, dan setelah pembuangan kami ini, tunjukkanlah kepada kami buah rahimmu yang kudus, Yesus. Ya Perawan Maria yang pengampun, penuh kasih, dan manis. Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah, supaya kami dapat menikmati janji Kristus. Amin.
Pusat Spiritualitas Keuskupan Surabaya
JI. Dharmahusada Permai XII/5; N - 403
Telp: (031) 5935656 Fax: (031) 5942799
E-mail: adorasiabadi@gmail.com
Diterjemahkan oleh:
V. Sutikno Pr
dari:
Missionaries of the Blessed Sacrament, P.O. Box 1701, Plattsburgh, NY 12901
Ph: (518)-561-8193 Fax: (518) 566-7103, e-mail: ACFP2000@aol.com
website: www.ACFP2000.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar