ALL ABOUT CATHOLIC: Bagaimana Memperoleh Karunia Pembedaan Roh?

Bagaimana Memperoleh Karunia Pembedaan Roh?

Bagaimana Memperoleh Karunia Pembedaan Roh?
oleh: P. Edward McIlmail, LC


Pater Edward, bagaimanakah saya dapat memperoleh karunia pembedaan roh? Saya telah berdoa dan terus berdoa, tetapi saya tidak yakin mana yang berasal dari Tuhan dan mana yang berasal dari diri saya sendiri. Apakah yang harus saya lakukan?


Seperti Salomo yang memohon karunia kebijaksanaan, engkau memohon sesuatu yang baik. Pembedaan Roh (= discernment) adalah kemampuan untuk mengenali apa yang Tuhan kehendaki kita lakukan. Itu dapat merupakan suatu proses yang sulit. Salah satu alasannya adalah karena Allah kerap berbicara dalam “angin sepoi-sepoi basa” (1 Raja-raja 19:11-12). Kita lebih suka Ia berbicara dengan lantang dan jelas, namun Allah dalam kebijaksanaan-Nya kerap menggunakan suara yang halus lembut. Ia membuat kita berjuang untuk mendengarkan-Nya - dan itu membantu kita untuk tetap rendah hati dan penuh perhatian.

Suatu kesulitan lain dengan pembedaan roh adalah bahwa pembedaan roh menyangkut roh yang bertindak atas kita. Roh dapat berasal dari berbagai sumber. Roh dapat berasal dari kita sendiri (hasrat kita, kepentingan kita, prasangka kita). Roh dapat berasal dari dunia, yakni ketika popularitas atau kekayaan menjadi daya pikat yang tak sehat. Roh dapat berasal dari Allah atau melalui para malaikatnya; inilah roh yang ingin kita ikuti. Ada juga roh yang berasal dari iblis. Inilah roh yang berbahaya yang menghantar kita membuat pilihan-pilihan yang salah. Iblis kerapkali suka mengelabui kita dengan menyamarkan inspirasi-inspirasi jahat sebagai inspirasi-inspirasi baik. Iblis dapat, misalnya, mencobai kita untuk menipu pajak (yang jahat) sebab dengan demikian membantu kita melunasi hutang kartu kredit kita (yang baik). Atau iblis dapat menginspirasi kita untuk berpikir bahwa kita bebas dari pencobaan, sehingga kita (secara bodoh) menempatkan diri dekat kesempatan dosa berat. Atau iblis dapat mempermainkan kesombongan kita, meyakinkan kita bahwa kita tahu lebih baik dari Gereja mengenai suatu masalah moral.

Bagaimanakah orang dapat memilah-milah semua ini? Ada beberapa gagasan yang dapat membantu. Pertama: Allah sealu menginspirasi kita untuk melakukan yang baik. Ia tak pernah menginspirasi kita untuk melakukan yang jahat. Ia tak akan menginspirasi pasangan suami isteri untuk menggunakan kontrasepsi sebagai sarana keluarga berencana, misalnya. Pula Ia tak akan menginspirasi orang untuk secara sengaja tidak ikut ambil bagian dalam Misa Hari Minggu. Allah akan mengsinspirasi kita untuk lebih banyak beramal-kasih, lebih banyak berdoa, lebih banyak berkurban demi kebaikan sesama. Ia bahkan mengijinkan kita merasakan kesedihan atas dosa-dosa di masa lalu yang telah diampuni, dengan gagasan bahwa emosi yang demikian dapat menggerakkan kita ke rasa syukur yang terlebih mendalam atas belas kasih-Nya. Iblis, sebaliknya, dapat membangkitkan kesedihan dalam diri kita guna menghantar kita pada keputusasaan dan skrupul [= kebimbangan batin akan hal-hal kecil].

Gagasan lain yang dapat membantu kita adalah bahwa pembedaan roh membutuhkan tindakan. Yakni, kita perlu melakukan sesuatu, mengambil langkah maju. Di sini saya menganggap bahwa engkau memohon discernment mengenai suatu langkah tertentu, bahwa engkau ingin tahu apa yang sebaiknya engkau lakukan. Engkau sudah melakukan langkah pertama yang terbaik: engkau berdoa. Itu suatu permulaan yang luarbiasa. Doa yang dilakukan dengan baik menyelaraskan kita dengan Roh Kudus. Doa membantu kita mendengarkan suara-Nya, yang dapat amat halus lembut.

Selanjutnya, lakukan penelitian. Tanyakan pada dirimu sendiri apakah sautu tindakan secara obyektif adalah baik atau setidak-tidaknya netral secara moral. Jika suatu tindakan melanggar ajaran Gereja, maka jelaslah itu bukan suatu inspirasi yang sungguh dari Allah (seperti dalam kasus di atas, sepasang suami isteri menggunakan kontrasepsi). Jika suatu tindakan menyangkut suatu masalah moral yang rumit (sebagai misal, mencabut infus dari seorang anggota keluarga yang sekarat), sepatutnyalah engkau meminta nasehat dari seseorang yang memiliki pengetahuan dalam teologi moral atau bioetika Katolik. Seseorang ini dapat seorang imam yang saleh, seorang bapa pengakuan atau seorang pembimbing rohani yang baik, atau seorang teolog atau seorang ahli bioetika yang setia pada ajaran Gereja.

Apabila perkaramu menyangkut suatu keputusan yang membutuhkan pertimbangan bijak (sebagai misal, apakah menerima suatu tawaran pekerjaan baru dan memindahkan keluarga ke lain wilayah), maka engkau dapat mencoba menimbang pro dan kontra dari setiap pilihan. Ambillah selembar kertas dan gambarlah sebuah garis vertikal di tengah halaman. Di satu sisi tulislah “Pro”. Lalu buatlah daftar argumentasi posotif sehubungan dengan tindakan tersebut. Di sisi yang lain tulislah “Kontra”. Lalu buatlah daftar argumentasi negatif sehubungan dengan tindakan tersebut. Berikan nilai pada setiap pro dan kontra, dari 1 hingga 10. “Perpisahan dari keluarga besar” mungkin nilainya 10. “Kehilangan suasana menyenangkan” mungkin nilainya hanya 3. Akhirnya, jumlahkan nilai pada sisi pro dan sisi kontra. Jika pihak Pro menang, lanjutkan ke langkah logis selanjutnya. “Baik, Tuhan, aku pikir mungkin sebaiknya aku mengambil jalan ini. Jika Engkau tak menghendaki aku melakukannya, sudilah Engkau dengan suatu cara membuatku mengenal kehendak-Mu.” Kemudian mulailah membuat langkah-langkah awal ke arah itu. Keputusan yang baik mendatangkan damai dan tenang atas kita. Jika kita memutuskan suatu cara, dan lalu mendapati diri kita tidak tenang atau gelisah, maka sebaiknya kita berhenti, menyusun kembali, berdoa telebih khusuk, dan memikirkan suatu pilihan lain. Apabila suatu keputusan akan mempengaruhi orang-orang lain, sepatutnyalah, jika mungkin, kita membicarakannya dengan mereka guna mendapatkan masukan. Sesuatu yang membangun persatuan di antara orang-orang akan membantu mempersiapkan jalan bagi Roh Kudus untuk melakukan karya-karya-Nya yang ajaib.     

Damai Kristus, P Edward McIlmail, LC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © ALL ABOUT CATHOLIC Urang-kurai