Bejana Kebaktian yang Utama


1. Maria, engkau tiada mengenal hal yang terlebih penting, kebahagiaan yang terlebih besar, selain dari melayani Dia dan berlaku seturut kehendak-Nya. Hatimu terus-menerus terarah kepada Allah; Ia adalah satu-satunya tujuan dari segala kerinduanmu, pengharapanmu dan kasihmu. Hidupmu dipersembahkan pada pelayanan kepada-Nya. Bahkan di masa-masa usiamu yang paling belia, engkau telah mempersembahkan dirimu sebagai kurban kepada Allah dan senantiasa tekun berjalan dalam ketakutan yang kudus dan kasih kepada-Nya.
Pemahamanmu tiada henti dipenuhi kekaguman akan kebajikan dan kekudusan-Nya; kenanganmu akan segala kebajikan-Nya. Dari kehendakmu engkau mendirikan sebuah altar di mana api kasih berkobar tak kunjung henti, dengan demikian menggenapi kata-katamu kepada Elisabet: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku” (Lukas 1:46). Engkau juga mempersembahkan seluruh tubuhmu demi pelayanan kepada Allah dengan devosi yang tekun dan tiada akhir.
2. Maria, devosimu menyatakan dirinya dalam kasih dan semangat doa. Tiada pernah ada seorang pun yang terlebih taat sempurna pada sabda Juruselamat bahwa hendaknya kita berdoa senantiasa dan tanpa henti.
Engkau mempraktekkan doa batin, sebab Injil mengatakan bahwa “ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya” (Lukas 2:51). Nyaris tiada saat di mana engkau tidak memikirkan Allah dan secara diam-diam memanjatkan doa kepada-Nya. Begitu besar hasratmu untuk memenuhi kehendak Allah hingga engkau dapat berkata bersama Putra ilahimu: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku” (Yohanes 4:34).
Engkau juga mencintai doa vokal. Guna melakukannya secara terlebih sempurna, engkau pergi ke Bait Allah semasa kanak-kanak dan tinggal di sana, di antara para perawan yang dipersembahkan kepada Allah hingga tahunmu yang keempatbelas. Setiap tahun engkau melakukan perjalanan panjang ke Yerusalem untuk berdoa di Bait Allah. Betapa dengan devosi yang khusuk engkau pastilah telah memanjatkan doa-doa keluargamu! Setelah Kenaikan Putramu, engkau bersama dengan para rasul di ruang atas di Yerusalem dan bersatu hati dengan mereka dalam doa hingga Pentakosta. Doa kepada Putra Ekaristik-mu adalah jantung dan jiwa hidupmu setelah kenaikan-Nya ke surga. Dalam doa, napas terakhirmu saat meninggalkan dunia ini merupakan ekspresi yang paling bernyala-nyala dari devosi yang membakar hatimu yang penuh kasih.
3. Maria, engkau menyampaikan kepada jiwa-jiwa lain semangat devosi yang berkobar-kobar dalam hatimu sendiri. Betapa banyak doa dipanjatkan demi menghormatimu di seluruh penjuru dunia! Siapakah gerangan yang dapat membilang banyaknya Rosario yang didaraskan?
Bejana Kebaktian yang Utama, sudi bantulah aku mengerti bahwa devosi sejati tidak terdiri dari perasaan-perasaan rohani yang manis ataupun perbuatan-perbuatan yang saleh, melainkan dalam kasih sempurna kepada Allah dan setia melakukan kehendak kudus-Nya. Tolonglah aku untuk mempersembahkan kurban diriku seutuhnya kepada Allah sebagaimana engkau lakukan; tolonglah aku untuk mempergunakan kecakapan jiwa dan ragaku untuk melakukan hanya yang baik, benar dan berkenan bagi Allah.
Aku mohon kiranya engkau membantuku agar kerap mengangkat hati kepada Allah dalam doa seperti yang engkau lakukan. Ijinkan aku mengandalkan perantaraanmu dan menghormatimu dengan kasih sayang yang lembut, agar engkau dapat menempatkanku di bawah perlindunganmu yang penuh kuasa dalam hidup dan mati.
DOA :
Ya Allah, Engkau mengutus Roh Kudus kepada para rasul-Mu yang bersatu dalam doa dengan Maria, Bunda Yesus; kiranya kami, yang berlindung di bawah Bunda kami yang sama, Ratu Para Rasul, dijadikan layak melayani Kemuliaan Ilahi-Mu dan memaklumkan kemuliaan-Mu dengan perkataan dan perbuatan. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar